Dampak dan Solusi Menerapkan Pengajaran Mendalam (Deep Teaching) Ketika Guru Belum Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar

Oleh: Suhardin, S.Pd., M.M.

Pendidikan modern menuntut guru untuk beralih dari pengajaran konvensional menuju pendekatan yang lebih mendalam, yang dikenal sebagai deep teaching. Tujuannya adalah mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Namun, tantangan muncul ketika guru mencoba menerapkan pendekatan ini tanpa menguasai 8 keterampilan dasar mengajar yang esensial.

Keterampilan dasar mengajar yang dimaksud, menurut pakar pendidikan seperti Dr. M. Syafei, mencakup kemampuan membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, mengelola kelas, membimbing diskusi kelompok kecil, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Apabila guru belum menguasai keterampilan ini, upaya mereka untuk menerapkan pengajaran mendalam akan berujung pada dampak negatif yang signifikan.

Dampak Negatif Penerapan Deep Teaching Tanpa Penguasaan Keterampilan Dasar

1. Kegagalan dalam Memfasilitasi Pemahaman Mendalam Siswa.

   Guru yang tidak cakap dalam menjelaskan dan bertanya akan kesulitan memandu siswa untuk menggali konsep secara mendalam. Akibatnya, alih-alih mencapai pemahaman yang mendalam (deep learning), siswa justru mengalami kebingungan dan hanya melakukan pembelajaran permukaan (surface learning). Menurut Prof. Hattie, seorang ahli pendidikan terkemuka, "Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada kejelasan instruksi guru dan kemampuan mereka untuk memandu siswa melalui proses berpikir."

2. Manajemen Kelas yang Buruk.

   Pendekatan deep teaching sering melibatkan diskusi, proyek kelompok, dan aktivitas kolaboratif. Guru yang tidak menguasai keterampilan mengelola kelas akan menghadapi kekacauan, hilangnya fokus, dan waktu pembelajaran yang terbuang. Lingkungan yang tidak terkontrol akan menghambat proses pembelajaran yang efektif dan mengganggu konsentrasi siswa.

3. Kesenjangan Pembelajaran pada Siswa.

   Guru yang tidak mahir dalam memberi penguatan atau mengajar kelompok kecil dan perorangan akan gagal mengidentifikasi siswa yang kesulitan. Akibatnya, siswa yang tertinggal semakin jauh dari teman-temannya, dan tujuan pembelajaran mendalam tidak tercapai secara merata.

4. Penurunan Motivasi Belajar Siswa.

   Jika guru tidak mampu mengadakan variasi dalam metode mengajar dan hanya menggunakan satu pendekatan saja, siswa akan merasa bosan dan kehilangan minat. Pembelajaran yang seharusnya menyenangkan dan menantang justru terasa monoton, yang pada akhirnya menurunkan motivasi intrinsik siswa untuk belajar.

Upaya Mengatasi Kesenjangan dan Mendorong Efektivitas Deep Teaching

Untuk menjembatani kesenjangan ini, diperlukan pendekatan strategis yang fokus pada peningkatan kompetensi guru secara holistik.

1. Pelatihan dan Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan.

   Pemerintah dan lembaga pendidikan harus menyelenggarakan program pelatihan yang fokus pada penguasaan 8 keterampilan dasar mengajar sebelum memperkenalkan pendekatan baru seperti deep teaching. Pelatihan ini harus praktis, berorientasi pada praktik, dan didukung dengan coaching atau pendampingan individual.

2. Pemberdayaan Komunitas Belajar Guru.

   Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) harus dioptimalkan sebagai wadah bagi guru untuk saling berbagi pengalaman dan mempraktikkan keterampilan mengajar. Komunitas ini menjadi lingkungan yang aman bagi guru untuk mencoba hal-hal baru, menerima umpan balik dari rekan sejawat, dan belajar dari kesalahan.

3. Penggunaan Teknologi sebagai Alat Bantu.

   Teknologi dapat digunakan untuk merekam proses mengajar guru. Rekaman ini dapat dianalisis untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam penguasaan keterampilan dasar. Menurut Dr. Tony Wagner, seorang ahli inovasi pendidikan, teknologi dapat menjadi "cermin" bagi guru untuk merefleksikan praktik mereka.

4. Peningkatan Rasa Percaya Diri Guru

   Peningkatan rasa percaya diri (self-efficacy) guru sangat penting. Ketika guru merasa yakin dengan kemampuan mereka, mereka akan lebih berani untuk mencoba metode baru dan menghadapi tantangan yang ada. Ini dapat dicapai melalui dukungan positif, pengakuan atas pencapaian, dan lingkungan kerja yang kolaboratif.

Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar, guru akan memiliki fondasi yang kuat untuk mengimplementasikan deep teaching secara efektif. Tanpa fondasi ini, upaya-upaya inovatif dalam pendidikan akan sulit mencapai tujuan utamanya, yaitu menciptakan generasi pembelajar yang cerdas, kreatif, dan berkarakter.